June 30, 2011

MPR: ESQ Tegakkan Empat Pilar Bangsa

Ketua MPR RI Taufik Kiemas (kanan) bersama Pendiri ESQ Ary Ginanjar (kiri)

Berbagai permasalahan di tanah air bersumber dari lemahnya karakter bangsa. Disadari atau tidak, bangsa ini terlalu berorientasi pada sisi intelektual saja, dengan kerap mengabaikan nilai-nilai moralitas. Akibatnya muncul krisis moralitas dengan membudayanya perilaku kecurangan, merajalelanya korupsi, dan tingginya pelanggaran hukum.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia berusaha menemukan jawaban atas segala permasalahan itu dengan mengadakan acara diskusi bersama Forum Komunikasi Alumni ESQ (FKA ESQ) yang diselenggarakan di gedung Nusantara III, MPR RI, Selasa (28/6). Melalui pertemuan ini MPR RI bersama FKA ESQ berusaha saling memberi dukungan dan mencari solusi untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Diskusi ini dihadiri Ketua MPR RI Taufik Kiemas, Wakil MPR RI Hajriyanto Y Thohari, dan Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimana Suharli. Hadir juga beberapa jajaran dari pengurus FKA ESQ di antaranya: Ketua Umum FKA ESQ yang juga pendiri ESQ Ary Ginanjar Agustian, Ketua Dewan Penasihat Prof Priyatna Abdurrasyid, Ketua Dewan Pelindung Letjen TNI (Purn) Syahrir, Ketua Dewan Kehormatan Soegiharto, Direktur Public Relations Hasanuddin Thoyieb.

Ary Ginanjar menjelaskan, “ESQ adalah lembaga pembangunan karakter bangsa yang alumninya saat ini sudah lebih dari satu juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk membangun karakter bangsa dimana nilai-nilai nasionalisme, spiritualisme, dan semangatnya adalah semangat membangun moral. ESQ menggabungkan antara nilai-nilai nasionalisme sebagai pemersatu. 165 juga punya makna, yaitu 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam.”

Ary memaparkan, pihaknya bersama para alumni ESQ membangun sebuah gedung sebagai monumen kebangkitan moral bangsa yang bernama Menara 165. Di dalamnya tertulis Pancasila dan 7 Budi Utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, peduli) yang harus ditegakkan. Tujuh nilai moral itu diangkat menjadi nilai moral bangsa Indonesia yang lahir karena nilai-nilai Pancasila.

“Apa yang ESQ lakukan selama ini sesungguhnya dalam rangka mendukung pemerintah. ESQ membuat suatu metode, bagaimana Pancasila diajarkan sampai masuk ke dalam hati, sehingga semua kalangan bisa menerima. Jika ESQ mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah seperti MPR, maka kami bisa mengajarkan Pancasila secara menyeluruh, tetapi tetap agamis,” paparnya.

Ary mengatakan, training ESQ juga bisa merambah ke dunia pendidikan seperti melalui Kementerian Pendidikan. Kedua, di bidang ekonomi seperti melalui Ditjen Pajak. Ketiga, di bidang penegakan hukum seperti di kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman.

Sementara itu Ketua MPR Taufik Kiemas mengatakan, “Saya berterimakasih sekali ESQ telah memperjuangkan empat pilar (Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika). Saya sangat menghargai sekali bahwa di luar kami ini ada organisasi swasta seperti ESQ Leadership Center yang mampu bertindak untuk memperkaya kepribadian Indonesia.”

Taufik menyatakan mendukung apa yang dilakukan oleh ESQ selama ini. Menurut Taufik, dalam membangun karakter bangsa memang harus yakin, sebab tanpa keyakinan tidak akan berjalan seperti apa yang diharapkan. Ia merekomendasikan 75 anggota dan lima pimpinan MPR akan diikutsertakan training ESQ.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengatakan, ada kesamaan dengan apa yang diperjuangkan antara MPR dengan ESQ LC. Persamaan itu terletak di empat pilar yang dipandang sebagai national character building. Dirinya sadar bahwa pembangunan karakter sangat penting.

Hajriyanto mengajak bekerja bersama-sama untuk menyosialisasikan empat pilar itu kepada masyarakat. Menurutnya, tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan cerdas itu memang sangat penting.

“Kami mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan ESQ LC untuk melebarkan sayapnya, karena terbukti sangat positif dan berhasil. Metode yang dilakukan ESQ sangat menarik, karena bisa menimbulkan antusiasme yang tinggi untuk menjadikan orang yang lebih baik,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu Mantan Menteri Negara BUMN, Soegiharto, turut menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, training ESQ memang bisa mengembalikan jati diri bangsa. Ada hubungan linier antara apa yang diajarkan di dalam training ESQ dengan perubahan karakter seseorang.

“Tidak berlebihan bila ESQ mencanangkan Indonesia Emas 2020. Kami punya keyakinan, sebab bangsa ini harus yakin bahwa ESQ ini salah satu dari sekian inisiatif anak bangsa yang perlu mendapatkan dukungan dari MPR RI,” pungkasnya.


(http://www.esqway165.com)

0 komentar: